Selasa, 15 Mei 2018

Letusan freatik Merapi, jumat 11 mei 2018 (volcano freatik merapi mountain 11 may 2018)

Pendakian gunung Merapi tanggal 10- 11 Mei 2017 akan menjadi salah satu pendakian yang tidak akan saya lupakan.
Saya Shopan Pangestu, dan ada 10 teman saya mendaki bersama-sama pada waktu itu.
Kami semua berjanjian akan kumpul di UMS pukul 11 siang di mini market depan kampus 2. Bertiga (Saya, Haris, Huda) dari Teknik Mesin UMS, bertiga (Ogif, Sasti, Arif) dari sekertariat Ajustabrata Mapala Teknik UNS. Teman desa 1 orang (Agung) dan teman Umi (4 orang). Sesampainya di tempat janjian ternyata ada yang belum datang dan kami pun menunggu, dan ternyata yang kami tunggu kebablasan dan menunggu di angkringan di Kartosuro. Setelah semua lengkap kami pun berangkat menuju ke Selo, Boyolali, di jalan tak lupa kami mengisi bensin serta belanja dan makan di pasar cepogo.

Kami sampai di Selo sekitar pukul 13.30, sebelum mendaki terlebih dahulu kami menunaikan sholat dhuhur dan ashar serta melakukan pemerataan packingan.


Kami membayar retribusi sebesar 18.500/orang. Setelah pendaftaran beres kami pun bergegas segera mendaki. Sebelum itu Saya menginstruksikan untuk senam dahulu untuk pemanasan agar kaki tidak kram di jalan.




Pukul 14.50 kami berangkat dari basecamp. Ada 2 teman saya yang dari UMS baru perdana naik gunung yaitu Haris dan Huda.
Pertama kami melewati jalan aspal sekitar 700m, kemudian melewati jalan plesteran sekitar 1km dan melewati obyek wisata New Selo. Sekitar setengah jam kemudian kami sampai di gerbang pendakian tak lupa kami beristirahat dan berfoto foto dahulu.




Perjalanan dari gerbang ke pos satu lumayan menguras tenaga kami memilih jalan yang lebih terjal, trek berupa bebatuan yang terjal.


sekitar 1 jam kemudian kami sampai di pos 1 waktu magrib. Kami beristirahat sejenak melihat matahari yang tenggelam dibalik awan dengan sinarnya yang kuning kemerah2an tersamar oleh kabut. Kami merasakan angin yang sangat dingin terasa di ujung jari jemari yang kedinginan




Jalan ke pos 2 didominasi oleh trek tanah & batu yang tidak kalah sulit mendakinya. Jalan pelan tapi pasti dengan canda tawa untuk melawan rasa lelah kaki kami untuk tetap melangkah.
sekitar pukul 19.30 kami sampai di pos 2. Tidak lama kami beristirahat disana. Lalu kami lanjutkan perjalanan menuju pos terakhir pasar bubrah.
Jalan tidak begitu terjal, akan tetapi trek penuh dengan kerikil dan pasir membuat kaki saya sulit untuk melangkah. Dengan pelan dan pasti kami sampai pasar bubrah pukul 21.00.


Udara dingin yang menusuk tulang, suasana yang begitu asing membuat teman saya Huda & Haris terlihat sekali muka yang lelah dan kedinginan. Segera kami mendirikan tenda dan membuat minuman dan membuat api unggun untuk menghangatkan badan. Canda tawa malam itu melupakan bahwa Merapi selalu terjaga.




Setelah masak dan kami semua makan, dan sholat kami segera istirahat. Waktu itu saya dengan Sleeping Bag beralaskan matras tidur di luar. Untuk besok pagi saya nyalakan alarm pukul 4.00

Jum’at 11 Mei 2018
Suara alarm dan saya terbangun, segera saya memasak air dan menyalakan api unggun untuk menghangatkan. Semua masih lelap dalam tidurnya, udara yang sangat dingin, sunyi tidak ada tanda-tanda dari gunung Merapi. Saya bangunkan dan hanya 3 teman saya yang bangun. Setelah sholat subuh, semuanya bisa bangun, mereka ada yang bilang akan nyusul kalau sudah terlihat matahari. Arif pilih tetap tinggal menunggu tenda dan perlengkapan. Pukul 5.00 kami ber lima (saya, Haris, Huda, Agung, Umi) berangkat mendaki puncak Merapi. Ogif dan Shasti masih di camp untuk menghangatkan diri. Jalan menuju puncak sangat berat, pijakan kerikil yang berpasir memperlambat kaki kami. Kami beristirahat dan menunggu garis merah fajar, sunrise yang akan muncul. Kami tunggu, nafas kami yang semakin susah, lelah terlupakan ketika melihat matahari merah yang terbit perlahan-lahan, dan semua menjadi terang.




Kami lanjutkan perjalanan menuju puncak, ada pendaki lain yg turun dan menghimbau untuk segera turun dikarenakan aktivitas kawah Merapi tinggi. Pukul 06.00 kami sampai di puncak.




Terdengar suara bergemuruh dan asap tebal yg keluar dari kawah. Lokasi pasar bubrah tempat kami camp dekat dengan puncak Merapi. Tidak lama kami diatas segera untuk turun, waktu perjalanan turun saya berpapasan dengan teman-teman yang nyusul dan menghimbau agar hati-hati.
Sekitar pukul 7.00 kami yang di basecamp bersiap-siap untuk masak sarapan dan ada yang packing, beberapa makanan sudah mateng, minuman, nasi, kuah soto, ayam, abon, tinggal merebus sayur-sayur. Saya asik mengabadikan video canda tawa masak, bumbu, ulat, korek, kompor, air 😂😂😂😂,,







waktu sedang merebus sayur, suara gemuruh dan keluar asap yang menggumpal-gumpal terlihat didepan mata. Kami semua panik dan masih ada teman saya yang masih diatas. Kami semua segera lari, barang-barang semua kami tinggal menuju ke arah utara (jalur pendakian) kami hanya bisa pasrah berkumpul dan melihat awan panas yang tinggi dan kami tepat dibawahnya. Setelah beberapa saat, kami diberi keberuntungan alhamdulillah awan panas yang tinggi dan besar tadi tersapu oleh angin menuju ke selatan. Dan kami balik ke basecamp untuk mengemasi barang-barang kami.


Alhamdulillah teman-teman yang dari puncak turun dengan selamat, terlihat muka ketakutan yang amat sangat, dan bersyukur menangis antara ketakutan dan masih diberi keselamatan. Kami segera packing dan cleaning memastikan tidak ada sampah yang tertinggal. Kami buang semua masakan yang sudah kami buat, bergegas untuk turun dengan perut lapar dan badan yang sudah lelah.

Pukuk 8.30, Perjalanan turun terasa lebih cepat, perlahan tapi pasti kami langsung istirahat di pos 1. Sampai di basecamp sekitar pukul 11.00. Di bawah sudah sangat siaga, dari tim SAR, polisi, wartawan, tim kesehatan semua langsung memberi bantuan.
Saya kasih kabar ke bapak dan ibu, keluarga, dan teman2 yang banyak menanyakan kondisi saya. Terimakasih atas do’a semuanya kami masih diberi keselamatan. Allah masih menyayangi kami.
Sesegera saya mandi untuk sholat jum’at.
Setelah sholat, kami segera mempacking ulang barang-barang kami yang saling tertukar dan berantakan.
Pukul 14.00 kami pulang meniggalkan selo, sampai jumpa Merapi.
Tak lupa kami makan bareng di dekat UMS.  ^_−☆ ♡ ♡ ♡ ♡ see u next time guys......


Kemarin merupakan pengalaman yang istimewa, 
betapa alam begitu luar biasa
kapan saja bisa merenggut nyawa. 
Tetap waspada dalam berkegiatan di alam bebas. 
Selalu jaga kebersihan tidak merusak alam.. 
salam lestari..

by: Shopan, cc: Ogif, shasti, umi, arif, haris, huda, agung, dkk


Minggu, 30 Agustus 2015

Pendakian Gunung Okuhotakadake (Alpen Utara Jepang) 13-16 Agustus 2015

Selain gunung FUJI, terdapat banyak pegunungan di jepang dengan ketinggian 2.000 m s/d 3.000 mdpl (North Alps, South Alps, Central Alps, dll.) Alpen utara jepang, orang jepang menyebutnya dengan 北アルプス (Kita Arupusu/ North Alps). Merupakan deretan pegunungan utara di jepang. 
North Alps
Pada kesempatan kali ini saya mendaki gunung Okuhotakadake dengan ketinggian 3190 mdpl. Bertepatan dengan liburan musim panas, bersama teman berkewarganegaraan berazil bernama Claudio Nakamura.

Kamis 13 Agustus 2015
Pagi buta pukul 4.15 datang jemputan Claudio Nakamura dengan mobil jeepnya. Segera kami berangkat menuju stasiun terdekat, pukul 5.15 kami naik kereta listrik dari stasiun Koga prefektur Ibaraki, menuju stasiun Matsumoto prefektur Nagano. Sepanjang perjalanan memasuki prefektur Nagano, terlihat indah pemandangan deretan pegunungan yang sangat asri. Sesampai Matsumoto waktu sudah menunjukkan pukul 12.00, kemudian kami ganti kereta yang menuju Shinsimasima, dari Shinsimasima perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju Kamikouchi. Sesampai Kamikouchi waktu menunjukkan pukul 14.00, segera kami mendaftarkan diri di petugas camp setempat. 
Kamikouchi Mountainering Technical Center
Kamikouchi merupakan tempat wisata dengan pemandangan alam yang masih sangat alami dan merupakan pos pertama dari pendakian saya kali ini. 

Kamikouchi
Setelah makan siang, pukul 15.00 kami memulai perjalanan dari Kamikouchi menuju pos kedua yaitu Tokuzawa. 
Dengan berjalan santai, untuk menikmati pemandangan di sepanjang jalan. Terdapat banyak sungai dan rawa dengan air yang sangat jernih dengan jalan yang dibuat dari kayu sehingga terasa sangat menarik sekali. Sangat indah alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.



Pukul 18.30 kami tiba di Tokuzawa. Sudah banyak tenda berdiri, hari semakin gelap segera kami membongkar barang bawan, mendirikan tenda dan menyiapkan makan malam. 


Basecamp Tokuzawa
Tanpa menyalakan api penghangat, kami segera beristirahat untuk keesokan harinya.

Jum'at (14 Agustus 2015)


Pagi menyambut dengan cerahnya hari, wajah para pendaki yang riang, segera mengemasi kembali barang bawaan mereka. Dengan suasana teman pendaki yang berbeda bahasa, saya pun merasa asing, tetapi senang. 
Perjalan hari ke dua, tujuan perjalanan menuju basecamp ke empat yaitu Karasawa. Pukul 7.30 perjalan kami lanjutkan.




Sebelum Karasawa terdapat basecamp ke tiga yaitu basecamp Yokoo. Pukul 9.30 kami tiba di Yokoo. Terlihat banyak pendaki yang istirahat sejenak, untuk memulihkan tenaga.


Di Yokoo terdapat percabangan jalan antara pendakian Kitadake dan Yarigatake. 


Setelah rasa capek berkurang, perjalanan segera saya lanjutkan,


Perjalan yang masih jauh, dengan beban yang masih berat, bertambah terjalnya jalan yang saya lalui, sangat menguras tenaga. 
Ditemani kabut, bertambah dinginnya udara tidak terasa karena suhu tubuh yang panas. 







Pukul 15.00 kami tiba di basecamp Karasawa. Terdapat banyak tenda yang sudah berdiri, dengan terlihat putihnya salju tidak menjadi masalah bagi para pendaki untuk bermalam disitu. Bebatuan yang terjal membuat sulit mencari tempat yang rata untuk mendirikan tenda.



Waktu yang luang untuk melihat lihat di sekitar basecamp, suasana yang sangat menyenangkan.

























Hari semakin gelap, sebelum istirahat malam kami menyempatkan waktu untuk bertanya ke petugas basecamp setempat. 
Sebenarnya saya bermaksud untuk melanjutkan perjalanan dini hari sebelum matahari terbit, untuk melihat sunrice di puncak. Setelah bertanya ke petugas setempat, perjalanan di waktu yang masih gelap dilarang, dikarenakan jalan yang terjal dengan jurang jurang yang curam membahayakan keselamatan. 
Pendakian ke puncak di ijinkan pada pukul 5.00 dini hari, meskipun saya sangat kecewa sekali.
Untuk keselamatan, petugas setempat menganjurkan untuk memakai helem pelindung kepala.
Sebenarnya masih ada basecamp terakhir sebelum ke puncak, karena saya tidak tahu, saya bermalam di Karasawa
Malam yang cerah dan indah sekali..................



bersambung,,,,,,,,, つづく